Wednesday 19 November 2008

Teori Jendela dan Cermin
"You are either living in the problem or you are living in the
solution. – Anda hidup dengan persoalan dan solusi itu sendiri."
~ Bob Proctor
Nasihat tentang hidup dalam solusi tercermin dalam teori jendela dan
cermin. Kedua benda tersebut memiliki makna tersendiri sebagai
solusi kehidupan yang luar biasa. Keduanya merupakan cara untuk
menghadapi manis dan pahit getir kehidupan menjadi solusi
mendapatkan dan menikmati keindahannya.
Contoh, kita sedang memiliki penghasilan besar, posisi dalam
pekerjaan cukup kuat dan mapan, keluarga yang menyenangkan, memiliki
investasi besar dan menguntungkan, dan lain sebagainya. Terlebih
pada saat yang sama, semua kendali bisnis berjalan cukup baik dan
lancar. Tak hanya itu, kita juga menerima pujian dan tepukan
kekaguman dari orang-orang di sekeliling kehidupan kita.
Semua itu benar-benar menempatkan kita di puncak kesuksesan, dimana
kita diperlakukan seakan-akan seorang raja dan memiliki segala yang
diinginkan sebagian besar manusia di muka bumi ini. Tetapi tak
jarang pada posisi demikian kita menjadi sombong dan merasa paling
hebat. Kita mulai melupakan asal-usul dan peran orang-orang yang
selama ini sangat berjasa.
Padahal menyombongkan diri hanyalah membuat kita kehilangan makna
hidup. Sebelum hal itu terjadi pada kita, cepat-cepatlah membuka
pintu jendela. Dari jendela tersebut kita akan segera melihat alam
yang terbentang luas atau bintang yang terlihat gemerlap meski
letaknya jauh di angkasa. Sedangkan diri kita begitu kecil
dibandingkan dengan keberadaan mereka. Diri kita terlalu tak berarti
dibandingkan kekuasaan Tuhan YME yang dapat kita lihat dari
kemegahan alam semesta dan gemerlap bintang di angkasa ciptaan-Nya.
Itulah saat yang paling tepat untuk menyadari tak satu pun dalam
diri kita yang layak untuk disombongkan. Tindakan tersebut
setidaknya akan membantu kita merendahkan hati dan segera bersyukur
kepada Tuhan YME serta menghargai orang-orang yang telah berjasa
atas segala kesuksesan yang kita miliki entah dalam bentuk doa,
surat, bantuan dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, langkah
tersebut juga akan mendorong kita untuk lebih memperluas wawasanhidup.
Sebaliknya, bila kita sedang tak bersemangat, karena semua usaha
gagal atau tantangannya terlalu sulit, maka kita melihat kehidupan
ini gelap tak berarti dan sangat menyakitkan. Kita mulai menyalahkan
orang lain. Bukannya sibuk berusaha lebih keras, tetapi kita akan
cenderung sibuk mencari kesalahan orang lain.
Sebelum bersikap negatif saat kita menghadapi kenyataan hidup yang
pahit, segeralah mengambil sebuah cermin dan memandang sesosok
manusia di dalamnya. Bila kita memandangnya lebih seksama, dialah
orang yang paling penting dalam kehidupan kita. Dialah orang yang
paling bertanggung jawab menciptakan segala kebaikan maupun
keburukan, suka maupun duka dalam kehidupan kita.
Dengan bercermin selain melihat kelebihan, diri kita juga akan
melihat kesalahan dan kebodohan yang selama ini kita lakukan. Bila
kita mampu menertawakan kesalahan dan kebodohan diri sendiri, maka
hal itu akan menjadi semangat hidup. "It is a great art to laught at
your own misfortune. – Seni yang paling bernilai adalah menertawakan
ketidakberuntungan diri sendiri," sebut sebuah pepatah bijak.
Contoh ketika kita berkaca, lalu melihat ada yang tidak beres dengan
letak kancing pakaian yang kita kenakan. Maka kita akan segera
membetulkan posisi tersebut. Sama seperti bila kita `berkaca' dalam
arti introspeksi diri, tindakan tersebut akan memberikan manfaat
yang luar biasa jika diikuti dengan upaya nyata memperbaiki kualitas
dan sikap diri.
Teori jendela dan cermin mengungkap bagaimana menjadikan faktor
kelebihan maupun kekurangan sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk
mendapatkan pelajaran kehidupan. Konsep dalam teori jendela dan
cermin mengajari kita bertindak konstruktif dan berpikir positif
atas berbagai macam situasi yang kita harus hadapi. Teori tersebut
menginspirasi kita mulai menghitung efektifitas waktu yang telah
kita gunakan untuk berbuat kebaikan dan mulai menentukan skala
prioritas serta menciptakan kebiasaan yang positif. Karena kehidupan
ini terlalu indah dan berharga untuk kita salah gunakan atau bahkan
kita sia-siakan.[aho]
Sumber: Teori Jendela dan Cermin oleh Andrew Ho. Andrew Ho adalah motivator,
pengusaha, dan penulis buku best seller

No comments: